
Beberapa hari yang lalu, saya diganggu dengan istilah “soulmate” atau jika diterjemahkan (secara bebas) ke dalam bahasa Indonesia berarti pasangan jiwa. Apakah kamu termasuk yang percaya dengan keberadaan “soulmate” atau tidak? Atau kamu masih belum punya gambaran tentang “soulmate”? Begini kira-kira ceritanya.
Mereka yang percaya dengan “soulmate” meyakini kalau hanya ada satu orang untuk tiap orang. Jadi, jodoh tiap orang itu hanya ada satu, dan tidak ada pilihan lain kecuali dengan orang tersebut. Lalu jika orang tersebut telah melewatkan kesempatan bertemu dengan “soulmate”nya, berarti ia akan sendirian selamanya. Dan sebelum ia bertemu dengan satu orang itu, ia belum bisa benar-benar jatuh cinta. Lalu bagaimana cara mengetahuinya? That’s where the magic works. And Mr. Cupid of course.
Pernah dengar kan orang yang bercerita tentang bagaimana mereka bertemu dengan seseorang dan tiba-tiba ia sadar kalau seseorang itu adalah “The One”. Tidak bisa dijelaskan dengan alasan dan kata-kata yang jelas. Because it just happened. Hanya dengan bertatapan atau bersentuhan pada pertemuan pertama, seseorang bisa meyakini kalau telah bertemu dengan pasangan jiwanya. So sweet, indeed.
But unfortunately, tidak semua orang bisa mengalami cerita indah seperti dalam dongeng itu. Atau setidaknya tidak semua orang percaya dengan fairy tale. Termasuk juga saya.
Saya termasuk ke dalam golongan yang kedua alias yang tidak percaya dengan istilah “soulmate”. Sama seperti saya tidak percaya dengan istilah “love at the first sight” atau “happy ending story”. I don’t believe in any of those craps.
Saya percaya kalau tiap hubungan itu harus diusahakan dan diperjuangkan dengan cara apapun, jika itu memang layak. Saya tidak percaya kalau hubungan yang indah akan tercipta begitu saja ketika dua orang bertemu. Saya percaya kalau semua harus melalui ujian waktu dan masalah. Jadi, jika ada dua orang yang meyakini kalau mereka adalah “soulmate”, maka itu harus diuji di laboratorium cinta terlebih dulu.
Saya percaya jika dua orang yang saling menyayangi dan berkomitmen untuk bersatu, maka mereka harus sama-sama berusaha untuk menciptakan hubungan indah itu. Jadi hubungan indah itu harus dibangun, dan bukan tercipta begitu saja. Remember, Rome wasn’t built in a day.
Dan jika hubungan itu ternyata tidak berhasil, masih akan ada orang berikutnya yang akan datang. Karena saya yakin, Tuhan memberikan tiap kita banyak pilihan dan bukan hanya satu. Tapi ngomong-ngomong, semua ini hanya pendapat dari seorang yang tidak percaya dengan romantisme “soulmate” loh. Tidak perlu diambil pusing kok ;)
With lots of love,
The_mysterious_Sagittarius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar